
Ibu Tamara sedang kesal dengan anaknya. Ibu Tamara sudah meminta anak buat membereskan mainannya tapi tidak dituruti. Sementara, Pak Alex jengkel sama anaknya yang selalu membantah bila diperintah. Apakah ada ayah ibu yang pernah merasakan hal yang sama?
Ayah Ibu, cara memberi perintah pada anak bukan hal yang sederhana. Anak pada dasarnya adalah manusia. Meski anak-anak tapi perlu kita perlakukan sebagaimana kita memperlakukan orang lain.
Sebagaimana pada orang dewasa, cara memberi perintah pada anak butuh memahami keadaan yang sedang dialami oleh anak tersebut.Tidak bisa asal memberi perintah.
Setelah memahami keadaan anak, maka ayah ibu bisa mencoba variasi cara memberi perintah pada anak sebagai berikut:
1. Memberi perintah sebagai pujian. Ayah ibu bisa menggunakan cara memberi perintah pada anak dengan pendahuluan sebuah pujian. Puji dahulu, perintah kemudian. Bila cara ini digunakan maka akan membangun konsep diri positif pada anak. Contoh: Sari itu anak pintar, kalau anak pintar, pasti semangat dong buat merapikan mainannya sendiri
2. Memberi perintah sebagai permintaan tolong. Ayah ibu bisa menggunakan cara memberi perintah pada anak dengan permintaan tolong. Tolong dahulu, perintah kemudian. Bila cara ini digunakan maka akan membuat anak merasa dibutuhkan oleh orang tuanya dan terbangun relasi yang positif. Contoh: Sari, tolong ambilkan koran buat ayah.
3. Memberi perintah sebagai pertanyaan. Ayah ibu bisa menggunakan cara memberi perintah pada anak dengan sebuah pertanyaan yang membungkus perintahnya. Bila cara ini digunakan maka akan membuat anak akan terlibat dalam sebuah tugas dan melatih kemampuannya memberi solusi. Contoh: Menurut Sari, bagaimana ya biar ruangan ini bisa rapi ya?
4. Memberi perintah sebagai aturan. Ayah ibu bisa menggunakan cara memberi perintah pada anak dengan sebuah sebuah pernyataan yang tegas. Lebih baik bila disertai dengan penjelasan. Bila cara ini digunakan maka akan membuat anak belajar mana yang harus dilakukan atau mana yang tidak boleh dilakukan. Contoh: Sari, rapikan mainanmu biar ruangan ini enak dilihat.
5. Memberi perintah sebagai ancaman. Ayah ibu bisa menggunakan cara memberi perintah pada anak dengan sebuah sebuah penjelasan mengenai konsekuensi negatif. Bila cara ini digunakan maka akan membuat anak menjadi takut akan akibat di masa mendatang. Contoh: Sari, segeraka rapikan mainanmu atau ayah tidak akan membelikan kamu mainan lagi.

3. Memberi perintah sebagai pertanyaan. Ayah ibu bisa menggunakan cara memberi perintah pada anak dengan sebuah pertanyaan yang membungkus perintahnya. Bila cara ini digunakan maka akan membuat anak akan terlibat dalam sebuah tugas dan melatih kemampuannya memberi solusi. Contoh: Menurut Sari, bagaimana ya biar ruangan ini bisa rapi ya?
4. Memberi perintah sebagai aturan. Ayah ibu bisa menggunakan cara memberi perintah pada anak dengan sebuah sebuah pernyataan yang tegas. Lebih baik bila disertai dengan penjelasan. Bila cara ini digunakan maka akan membuat anak belajar mana yang harus dilakukan atau mana yang tidak boleh dilakukan. Contoh: Sari, rapikan mainanmu biar ruangan ini enak dilihat.
5. Memberi perintah sebagai ancaman. Ayah ibu bisa menggunakan cara memberi perintah pada anak dengan sebuah sebuah penjelasan mengenai konsekuensi negatif. Bila cara ini digunakan maka akan membuat anak menjadi takut akan akibat di masa mendatang. Contoh: Sari, segeraka rapikan mainanmu atau ayah tidak akan membelikan kamu mainan lagi.
Mana cara memberi perintah pada anak yang paling sering ayah ibu gunakan? Pada umumnya, orang tua banyak menggunakan cara ke-4 dan sesekali cara ke-5. Apa akibatnya bila ayah ibu terlalu sering menggunakan kedua cara tersebut? Dampak awalnya, anak sering merasa tidak nyaman dengan orang tuanya, terlebih cara ke-5. Lama kelamaan perintah orang tua menjadi sesuatu yang dihindari bahkan ditakuti oleh anak. Kemungkinan lain, perintah orang tua menjadi tidak mempan, masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar